Tidak ada produk di keranjang.
Pewarna Makanan Alami yang Mudah Ditemukan di Dapur
Makanan yang berwarna cerah biasanya akan menambah nafsu makan. Penelitian juga menunjukkan bagaimana warna makanan dapat mempengaruhi keinginan kita untuk mengonsumsi makanan tersebut.
Mudah sekali menemukan pewarna makanan di toko bahan kue atau supermarket. Seiring perkembangan tren pola hidup sehat, masyarakat banyak yang beralih mencari alternatif pewarna makanan yang alami untuk terhindar dari konsumsi bahan kimia berlebih.
Kamu mungkin ingin tahu juga apa saja pewarna makanan alami untuk masakanmu.
Mengenal Pewarna Makanan Alami
Berbeda dengan pewarna makanan sintetis, pewarna makanan alami berasal dari bahan alami (natural) seperti sayur, buah, rempah, hewani, maupun biji-bijian. Praktik ini sudah ada sejak zaman dahulu oleh orang Mesir kuno untuk menambah warna pada makanan, kosmetik, hingga cat rambut. Bahan yang mereka gunakan pada masa itu seperti paprika, kunyit, dan saffron.
Baru di tahun 1856, William Henry Perkin menemukan pewarna sintetis organik yang diberi nama mauve, kemudian digunakan massal untuk menambah warna pada obat, kosmetik, hingga makanan. Produk ini terus berkembang seiring perkembangan regulasi bahan tambahan pangan yang harus memenuhi standar.
Kesadaran untuk menjaga kesehatan mendorong adanya keinginan untuk beralih menggunakan bahan alami yang dipercaya lebih aman untuk dikonsumsi, khususnya dalam jangka panjang. Namun, pewarna alami memiliki kelemahan karena sifat beberapa bahan yang tidak tahan panas, sensitif cahaya, hingga berubah warna atau rasa karena perubahan pH (kadar asam basa).
Apa Saja Pewarna Makanan Alami?
Karena pewarna alami berasal dari bahan makanan, sudah pasti lebih mudah untuk didapatkan. Bahkan mungkin kamu punya beberapa dari contoh bahan pewarna di dapur.
Pewarna Alami Merah
Pewarna merah alami berasal dari kandungan karoten di dalam buah atau sayur seperti:
Beet
Strawberry atau raspberry
Buah naga
Tomat
Bunga rosella (hibiscus)
Pewarna Alami Biru, Ungu, Violet
Kandungan anthocyanin dalam buah dan sayur dapat memberikan warna biru atau ungu yang pekat. Zat ini mudah larut dalam air, sehingga paling baik digunakan untuk produk makanan yang mengandung banyak air, misalnya susu, yogurt, puding, atau jeli.
Bunga telang (butterfly pea)
Anggur (bagian kulit)
Blueberry
Ubi ungu
Pewarna Alami Kuning, Oranye
Karotenoid, umumnya beta-karoten, dalam sayur akan menambah warna kuning atau oranye ke dalam makanan. Kandungan ini larut dalam lemak, sehingga paling baik dipadukan dengan produk susu atau bahan lainnya yang tinggi lemak seperti margarin, mustard, dan keju. Kamu bisa menggunakan pewarna alami ini untuk membuat cake atau roti. Contoh bahannya:
Wortel
Labu kuning (pumpkin)
Ubi manis
Saffron
Jeruk
Kunyit
Baca Juga Artikel : 5 Bahan Pengawet Alami yang Bikin Makanan Tahan Lama
Pewarna Alami Hijau
Sayuran berwarna hijau kaya akan klorofil, dan zat ini yang bisa menjadi pewarna hijau tambahan pada masakan atau kue. Warna hijau sering dihubungkan dengan rasa mint, jeruk nipis, atau pandan. Beberapa contoh bahannya:
Bayam
Daun mint
Daun suji
Matcha (teh hijau)
Pewarna Alami Coklat, Hitam
Untuk mendapatkan warna coklat, kamu bisa menggunakan beberapa bahan seperti:
Karamel
Teh
Kopi
Coklat Batang
Coklat bubuk
Kamu bisa menggunakan bahan tersebut dalam jumlah banyak jika ingin warna lebih pekat ke hitam, atau gunakan bahan yang memberikan warna hitam seperti arang (black charcoal) atau wijen hitam.
Kandungan alami dalam beberapa bahan di atas bisa berubah karena sensitif oleh suhu atau tingkat keasaman yang terlalu tinggi. Contohnya, kandungan karoten yang akan berkurang warna oranye atau merah saat kadar pH <4 atau terlalu asam. Selain itu, warnanya juga kurang pekat dibandingkan pewarna sintetis. Kamu bisa saja menggunakan bahan alami yang lebih banyak, tapi tentu saja itu membuat kamu harus mengeluarkan banyak uang.
Jadi, kamu mau buat makanan berwarna apa hari ini?